Rabu, 26 September 2012

Indonesia dipromosikan para pelajar Swiss


Para pelajar sekolah musik Un, Deux, Trois Musik, Swiss menjadi duta budaya Indonesia pada resepsi HUT RI ke-67 yang dihadiri sekitar 300 undangan dari pejabat pemerintah Federal Swiss sampai para diplomat asing di Bern.

Selain itu juga hadir perwakilan organisasi internasional, kalangan dunia usaha dan budaya Swiss, yang antri mengucapkan selamat kepada Dubes RI untuk Konfederasi Swiss dan Keharyapatihan Liechtenstein, Djoko Susilo, demikian Pensosbud KBRI Bern Mohammad Budiman Wiriakusumah kepada ANTARA, Sabtu . Mohammad menjelaskan para remaja Swiss ini memainkan gamelan, hasil kerja sama KBRI Bern dan sekolah musik Un, Deux, Trois Musik. Gedung pertemuan bergengsi di kota Bern, Kultur Casino Bern, menjadi bersuasanakan Jawa dengan taplak-taplak batik, vas-vas bunga berornamen naga lengkap dengan beberapa pojok makanan khas Indonesia, sate ayam.. Alunan gamelan dari para remaja sekolah musik Un, Deux, Trois Musique itu melengkapi suasana Jawa yang dihadirkan pada malam resepsi itu. Djoko Susilo mengatakan hubungan perdagangan dan budaya Indonesia-Swiss meningkat signifikan, sementara Direktur sekolah musik Nicole Coppey mengaku para pelajar ini baru saja melawat Yogyakarta sehingga menjadi lebih menjiwai lagi dalam memainkan gamelan. 

Para remaja ini juga diakuinya menjadi memahami bahwa memainkan gamelan ini perlu kerjasama sangat erat, tidak melulu soal teknis namun juga "kejiwaan". Coppey menyatakan 1,2,3 Musique siap menjadi duta budaya Indonesia di Swiss baik untuk mengenalkan musik gamelan tetapi juga mempromosikan batik Indonesia yang ditetapkan UNESCO sebagai "Intangible World Heritage" Untuk itu mereka ingin mendapat pendidikan khusus dari Indonesia. KBRI Bern sendiri mengandeng Kabupaten Lumajang, Bojonegoro, untuk mengikuti promosi hasil kerajinan tangan dan memberikan cinderamata khas dari ketiga kabupaten di Provinsi Jawa Timur itu, serta perusahaan furnitur Swiss, "Furneco", yang mengimpor mebel daur ulang dari sampan Bali. Dari penuturan Mohammad, para undangan tidak saja terkesan pada alunan musik gamelan, namun juga oleh makanan khas Indonesia seperti lwar bali, sate ayam, nasi goreng, sate lilit, serta pameran batik "Ambassador`s Collection". 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar